Coba bayangkan jika tidak ada paskah? Tidak ada peristiwa Yesus dikhianati, ditangkap,disalibkan, mati dan bangkit di hari ketiga? Bukankah itu merupakan hal yang paling mengerikan. Suatu bencana paling mengerikan dalam kehidupan manusia. Jika tidak ada paskah, ada kehilangan besar dalam diri manusia. Bukan telur paskah, bukan juga perayaan paskah di jam subuh.
Kehilangan apakah itu? Apakah kehilangan kasih? Kehilangan pengampunan? Kasih? kita akan bisa mendapatkankan kasih dari orang-orang sekitar kita. Orang tua kita bisa mencintai kita tanpa syarat. Ada banyak kisah tentang orang tua yang bersedia mati buat anak-anaknya. Pasangan kita bisa jadi, menjadi orang yang mencintai kita dengan tanpa syarat. Juga ada banyak kisah orang-orang yang rela memberikan hidupnya untuk orang yang dicintainya, bahkan ada kisah-kisah orang yang rela memberikan hidupnya untuk orang yang tidak dikenalnya.
Mungkin masih segar di ingatan kita ketika peristiwa tsunami dan gempa di Palu dan sekitarnya terjadi. Seorang petugas Air Traffic Control (ATC), Anthonius Gunawan Agung meninggal dunia setelah selesai mengarahkan pesawat Batik Air ID 6231 terbang dari Bandara Internasional Sultan Hasanuddin, Makasar. Pada saat gempa, ia memilih untuk tetap menunaikan tugasnya sebagai pengatur lalu lintas udara. Ia memilih untuk tetap berada di tower tempatnya bertugas, meskipun teman-temannya telah turun dari tower dan berlari keluar. Di tengah-tengah gempa, ia terus berkomunikasi dengan pilot pesawat hingga pesawat berhasil lepas landas. Ia meninggal untuk menyelamatkan orang-orang di dalam pesawat. Kita akan bisa menemukan kisah-kisah heroik seperti Anthonius Gunawan di dalam kehidupan ini.
Bagaimana jika yang hilang adalah pengampunan? Rasa-rasanya kita juga akan dapat menemukan kisah-kisah indah tentang orang yang mengampuni. Kita akan menemukan kisah indah bagaimana orang tua yang anaknya menjadi korban pembunuhan, merangkul pembunuh anaknya dan memberikan pengampunan kepada pelaku.
Jika paskah tidak ada, ada satu kehilangan besar yang akan dialami oleh manusia. Kehilangan yang tak seorangpun mampu melakukannya, tidak ada satupun manusia dapat melakukannya.
Hal yang paling mengerikan jika tidak ada paskah adalah tidak adanya harapan atas jaminan keselamatan di dalam Kristus.
Jika tidak ada paskah, kita tidak akan hidup.
Orang tua bisa mengasihi kita, bahkan mengorbankan dirinya untuk kita, tetapi mereka tidak dapat menyelamatkan hidup kita.
Jika tidak ada paskah, tidak ada harapan bahwa suatu saat kita akan bersama-sama menikmati persekutuan yang indah dengan Allah. Jika tidak ada paskah, tidak ada harapan untuk hidup. Untuk apa kita hidup jika tanpa ada kepastian setelah kematian.
Sangat-sangat beruntungnya kita karena paskah itu ada. Sebuah tragedi terbesar dalam kehidupan manusia tidak terjadi. Betapa beruntungnya kita karena kita memiliki Juruselamat yang memberikan kita sebuah harapan terbesar yang pernah ada. Harapan bahwa kita diampuni, diselamatkan dan diberi harapan hidup yang kekal bersama dengan Allah.
Sebentar lagi kita akan merayakan paskah, marilah kita bersama-sama memakai momen perayaan paskah menjadi suatu perayaan untuk mensyukuri kasih Allah kepada kita, dengan mempersembahkan kehidupan kita untuk memuliakan namaNya.
Caranya adalah hidup sebagai anak-anak Allah dengan menuruti firmanNya menunjukkan dan membagikan kepada orang-orang di sekitar kita tentang harapan yang ada di dalamNya. Selamat menyongsong paskah. Tuhan Yesus memberkati.[Riana]
Tinggalkan Balasan