Others Second – Listen to Others

Sebuah kesempatan dan kasih karunia bagi aku bisa mengikuti mission trip dan jadi panitia untuk Korean festival selama teman-teman JOY Korea Selatan di Indonesia. Mission trip bagi aku hanyalah sebuah kata, sebelumnya aku belum paham betul arti dan tujuan mission trip itu sendiri. Lewat kesempatan berharga kali ini, aku belajar bahwa didalam mission trip kita…

By.

min read

Sebuah kesempatan dan kasih karunia bagi aku bisa mengikuti mission trip dan jadi panitia untuk Korean festival selama teman-teman JOY Korea Selatan di Indonesia.

Mission trip bagi aku hanyalah sebuah kata, sebelumnya aku belum paham betul arti dan tujuan mission trip itu sendiri.
Lewat kesempatan berharga kali ini, aku belajar bahwa didalam mission trip kita benar-benar dipanggil pergi bermisi, artinya melayani orang lain.

Sesampainya di Bali, aku banyak memiliki kesempatan berbicara secara pribadi kepada teman-teman JOY Korea.

Seperti Filosofi JOY, Others Second, saya belajar bentuk yang nyata dengan mendengarkan orang lain. Mendengarkan disini berarti listen bukan sekedar hear.

Salah satu teman kamarku adalah Dong Ik atau yang lebih akrab disapa teman-teman JOY Indonesia dengan panggilan Riko. Riko mensharingkan secara pribadi tentang pergumulan-pergumulan menjadi orang percaya di Korea Selatan. Dimana dia harus hidup “berbeda” dan dianggap aneh oleh teman-teman pergaulannya. Terdengar tidak asing bagiku, sebagai mahasiswa Kristen di Indonesia.

Sedari kecil Riko mengidap penyakit yang membuatnya kesulitan untuk mengingat atau fokus terhadap hal-hal yang ia pelajari. Itu mengharuskan ia mengkonsumsi obat-obatan secara rutin. Efek samping dari obat yang dia konsumsi adalah membuatnya terlihat kelelahan, tak bersemangat, murung, dan seperti sedang marah.
Tak jarang Riko disalahpahami oleh teman-temannya, ia dianggap orang yang kurang bersahabat dan “ngga asik” diajak bergaul.
Selama di Indonesia Riko tidak mengkonsumsi obat tersebut, karena ia ingin mudah dekat dengan teman-teman di Indonesia. Benar, Riko adalah salah satu orang yang paling “full of energy” yang aku lihat di antara semua anggota tim Love Indonesia Project (LIP), bahkan aku melihat semua teman-teman JOYers dengan mudah akrab dengannya.

Mendengar kisah Riko dan alasan nya mengambil jurusan IT untuk membantu banyak orang, membuatku secara pribadi merasa tersentuh dan termotivasi untuk terus melayani. Riko berjuang semampunya untuk melayani ditengah kekurangan yang ia hadapi. Alih-alih menyerah pada penyakit yang dia derita sejak kecil, ia berjuang sekuat tenaga untuk mempelajari IT sebagai jurusan yang ia pilih.

Kisah Riko adalah satu dari banyak kisah dari teman-teman Joyers Korea selatan yang bisa aku dengarkan.

Aku belajar banyak hal, lewat mission trip ini, aku disadarkan bahwa apapun yang ada pada diriku saat ini bisa Tuhan pakai untuk kemuliaan Tuhan. Tuhan tidak memanggilku ketika aku sudah sempurna (siap mental, dewasa rohani dll), tapi Tuhan Memanggilku dari sekarang untuk melayani Dia lewat apa yang ada padaku saat ini.

Aku rasa itu juga berlaku kepada kita semua.

Semangat terus dalam melayani Tuhan, Tuhan sudah berikan kita talenta, kini saatnya kita memberikan apa yang ada pada kita untuk Tuhan dan orang-orang yang Ia kasihi.[Awi]