ditulis oleh Diljerti Panggalo
Dalam pertemuan Pelatihan Staff kali ini, kami belajar materi Teknik Konseling. Pada pertemuan sebelumnya membahas tentang Validasi, Konfrontasi, Silent , Simbol & Word Picture. Pertemuan kali ini masih membahas tentang beberapa teknik lain yang digunakan dalam konseling.
Teknik konseling
Rapport
Rapport itu seperti membangun jalan raya antara konselor dan konseli
Adalah hubungan yang terdapat di dalam konseling dimana tujuannya untuk membangun relasi antara konselor dan konseli sehingga proses konseling dapat berlangsung dengan baik. Rapport itu seperti membangun jalan raya antara konselor dan konseli. Biasanya dilakukan diawal setiap konseling (Welcoming)
Cara membangun rapport
- Mempersiapkan diri sebelum bertemu dengan konseli dengan membaca catatan konseling sebelumnya
- Kata pembuka yang “menenangkan” seperti dari mana, wah terimakasih sudah berjuang datang
- Pertanyaan “pembukaan” di awal, tidak langsung ke sesi konseling
- Sikap konselor (respon, anggukan)
Kesimpulan
kesimpulan yang singkat akan mengurangi kebingungan konseli
Sesuai namanya teknik ini merupakan kesimpulan dari cerita konseli yang dirangkum dari sesi-sesi konseling. Kesimpulan bisa dari beberapa sesi konseling atau dari satu sesi pertemuan konseling. sebaiknya rangkuman tetap singkat, ringkasan atau kesimpulan yang singkat akan mengurangi kebingungan konseli. Kesimpulan berisi perasaan dan isi cerita, kesimpulan dilakukan oleh konselor. Kadangkala dalam melakukan kesimpulan ada kemungkinan distorsi atau salah interpretasi, sehingga sebagai konselor harus selalu crosscheck kepada konseli.
Kesimpulan yang baik, memiliki fungsi:
- Sebagai pemeriksaan persepsi konselor
- Melihat kembali dan memberikan gambaran masalah kepada konseli secara utuh
- Jika kesimpulan lebih jelas, akan mempermudah untuk memutuskan langkah selanjutnya, tindakan selanjutnya dll
Konseling Rasa Bersalah
Terkadang konseli yang datang untuk konseling membawa masalah terkait rasa bersalah akan sesuatu hal. Agar proses konseling tepat sasaran, maka konselor perlu mengetahui jenis rasa bersalah yang dimunculkan oleh konseli.
Rasa bersalah ada 2:
- Rasa bersalah yang sesungguhnya (tepat pada tempatnya). Jika tidak ada rasa bersalah, malah merupakan suatu yang aneh. Misal setelah melakukan pembunuhan, memaki, dst.
Ada kesalahan yang bisa ditunjukkan.
Cara menolongnya mengakui kesalahan, minta pengampunan dan mengampuni diri sendiri
- rasa bersalah yang tidak sesungguhnya (tidak pada tempatnya).
Tidak ada kesalahan yang tidak dapat ditunjukkan
Misal: orang tua bercerai, seorang anak merasa itu kesalahannya
Cara menolongnnya dengan memakai terapi kognitif untuk menunjukkan bahwa rasa bersalah konseli adalah rasa bersalah yang tidak tepat
Saat menolong konseli yang memiliki rasa bersalah, konselor harus membedakan rasa bersalah tersebut lalu menolongnnya sesuai dengan jenis rasa bersalahnya.
Setelah mempelajari teknik konseling kami belajar untuk menggunakan teknik yang tepat pada verbatim konseling yang ditemukan di google. Dari beberapa kasus yang ditemukan, kami mencari kercakapan yang mungkin bisa diganti dengan yang lebih tepat dan juga belajar menganalisis cerita konseli untuk mencari tahu langkah apa yang sebaiknya digunakan berdasarkan teknik yang sudah dipelajari beberapa minggu lalu.
Tinggalkan Balasan