International JOY Conference (Journal 5)

Tanggal 2 agustus 2018 Jangan Menghindar Pagi yang cerah menyambut kami memasuki hari terakhir International JOY Conference. Acara dimulai dengan praise and worship, selanjunya morning devotion yang dipimpin oleh Ra Sothea staf dari kamboja.Bacaan di ambil dari Yunus 1: 1-3. Kisah Yunus yang diutus ke Niniwe tetapi melarikan diri ke Tarsis. Yunus melarikan diri karena…

By.

min read

Tanggal 2 agustus 2018

Jangan Menghindar

Pagi yang cerah menyambut kami memasuki hari terakhir International JOY Conference. Acara dimulai dengan praise and worship, selanjunya morning devotion yang dipimpin oleh Ra Sothea staf dari kamboja.Bacaan di ambil dari Yunus 1: 1-3. Kisah Yunus yang diutus ke Niniwe tetapi melarikan diri ke Tarsis. Yunus melarikan diri karena tidak suka dengan orang-orang Niniwe. Apakah dalam pelayanan kita, kita menghindari orang-orang yang menjengkelkan kita?

Kita seharusnya terus berjuang dalam pelayanan karena hati Allah terhadap jiwa-jiwa. Terus berjuang dalam iman dan pelayanan karena Tuhan selalu bersama kita. Ra Sothea juga menceritakan bagaimana ia memperjuangkan imannya, diusir dari rumah, dipukul karena mengikuti Kristus, tetapi terus memegang keyakinannya di dalam Tuhan membuatnya bertahan.

Saudara dalam Kristus

Setelah makan pagi yang mengenyangkan, kami praise and worship lagi, salah satunya kami menyanyikan lagu bahasa Indonesia yaitu dalam Yesus kita bersaudara yang dinyanyikan juga dalam bahasa China dan bahasa Inggris. Oya kami juga menyanyikan lagu God is so good dalam bahasa masing-masing. Wah, jadi mengingat satu ayat di Wahyu tentang nanti semua suku bangsa akan bersama-sama berdiri di hadapan Allah untuk menyembah Dia. Soon and very soon we are going to see the King, menjadi lagu yang menegaskan hal itu.

Closing ceremony dipimpin oleh pak Lee pendiri JOY china yang diambil dari Yoh 20:19-23, kisah tentang Yesus yang menampakan diri kepada murid-murid yang sedang bersembunyi di dalam sebuah kamar. Yesus menyapa murid-murid dengan ucapan “Damai sejahtera kuberikan padamu”. Ketakutan diubah menjadi damai sejahtera. Yesus juga memberikan roh kudus kepada murid-murid dan kemudian diutus. Kami akan kembali ke negara kami masing-masing dengan segala kesulitan tetapi damai sejahtera diberikan kepada kita oleh Allah yang telah mengutus kita.
Setelah itu beberapa orang memberikan kesan tentang acara ini. Beberapa hal yang sama adalah keinginan untuk tetap berhubungan dengan cara saling mendoakan satu dengan yang lain. Gina memberi kesan bahwa ia senang bertemu dengan orang-orang yang juga berjuang bersama-sama dengan JOY Indonesia.
Setelah itu kami berfoto bersama yang tentu membawa sukacita dan saat berpisah telah datang. Kami diberi kesempatan untuk saling menyapa dan memberikan dukungan. Kami saling berjabat, berpelukan dan memberi dukungan. Tanpa terasa air mataku jatuh. Saya menangis bahagia terharu melihat bahwa orang lain di negara lain dengan perjuangan yang sama menjangkau mahasiswa-mahasiswa untuk mengenal Yesus. Saya bahagia menemukan saudara, yang walaupun baru bertemu dan kenal seperti sudah lama kenal. Keterbatasan bahasa tidak menjadi penghalang buat kami. Kami saling mendukung dan berjuang untuk saling mendoakan satu dengan yang lain.
Setelah itu kami makan siang dan kembali ke tempat kami masing-masing.

Kami bertiga kembali ke kantor JOY di Jegidong. Sesudah berisitrahat sejenak kami naik subway untuk bertemu Ibu dan Pak Son. Kami makan malam bersama dengan menu makanan korea. Sambil makan kami saling bercerita, tentu saja tak ketinggalan cerita lucu pengalaman keluarga Pak Son selama di Indonesia. Misalnya tentang Hose yang mandi lebih lama karena main dengan kecebong di kamar mandi. Juga pengalaman ibu Son membuat tokek pingsan untuk dapat mengusirnya dari rumah.

Rencana awal sebenarnya kami akan homestay di rumah pak Son, tapi berhubung cuaca di seluruh korea sangat panas. Malam ini suhunya 33° C dan di siang hari bisa mencapai 39° C sedangkan AC di rumah pak son hanya di satu kamar, akhirnya kami menginap di gereja Shim tidak jauh dari rumah Pak Son. Baru besok pagi kami sarapan bersama di rumah Pak Son. Bersyukur untuk Ibu dan Pak Son yang selalu semangat melayani kami. Kami bertiga sehat-sehat dan bersyukur untuk pengalaman yang Tuhan berikan sampai hari ini. [RN]